Rabu, 06 April 2011

Membangun Peradaban dengan Islamisasi Ilmu Ekonomi

Membangun Peradaban dengan Islamisasi Ilmu Ekonomi  
Oleh : Mu’izzuddin 
(Mahasiswa Berprestasi UNSRI 2009 Mahasiswa Terbaik Se-Sumatera Versi MITI Tahun 2008)

Muqaddimah

Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini terjadi begitu cepat, akan tetapi cepatnya perkembangan tersebut didominasi oleh Barat, bukan kaum muslimin. Ilmu pengetahuan seolah menjadi suatu senjata yang tangguh dalam menaklukkan alam semesta, begitulah sekilas betapa ilmu pengetahuan menjadi suatu hal yang strategis.
Dalam Islam, ilmu merupakan perkara yang amat penting dan bahkan memiliki posisi yang cukup tinggi, ayat Al-Qur’an yang pertama diturunkan pun berkaitan dengan ilmu. Posisi yang cukup tinggi inilah yang kemudian melahirkan kesadaran intelektual muslim dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan yang kemudian sering diwacanakan dengan istilah islamisasi pengetahuan (Islamiyyat Al-Ma’rifat). Kesadaran tersebut menjadi suatu hal yang penting, karena sesungguhnya pilar sebuah peradaban modern adalah ilmu pengetahuan.

 Definisi Islamisasi Ilmu Pengetahuan ; Sebuah Study Pustaka

Mengenai pemaknaan Islamisasi pengetahuan sampai sekarang masih dalam perdebatan, tokoh-tokoh yang memiliki pandangan yang berbeda tentang Islamisasi pengetahuan ini dapat diwakili oleh Islamil Raji al Faruqi, Ziauddin sardar, Pervez Hoodbhoy, Fazlur Rahman.
Al Faruqi menyatakan bahwa pengetahuan modern menyebabkan adanya pertentangan wahyu dan akan dalam diri umat Islam, memisahkan pemikiran dari aksi, serta adanya dualisme kultural dan religius. Karena itu diperlukan Islamisasi ilmu dan upaya itu harus beranjak dari tauhid. Ilmu pengetahuan Islami selalu menekankan adanya kesatuan alam semesta, kesatuan kebenaran dan pengetahuan serta kesatuan hidup.
Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa islamisasi ilmu pengetahuan yaitu suatu upaya yang dilakukan agar ilmu pengetahuan yang diterapkan mampu memiliki nilai, nilai tersebut yang pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia. Ilmu pengetahuan itu kemudian mampu mewujudkan kemaslahatn dalam kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun tidak.

Islamisasi Ilmu Ekonomi

Dalam wawancara yang dilakukan oleh majalah Islamia, Ugi Suharto mengatakan bahwa ekonomi Islam harus berbasis epistemologi (paham ilmu) Islam. Karena hal ini berhubungan dengan worldview (pandangan hidup) Islam itu sendiri yang tidak bisa diganggu gugat.
Hal ini sejalan apa yang diungkapkan oleh Aslam haneef Dalam sebuah artikelnya, dia percaya bahwa ekonomi Islam perlu dikembangkan, dilaksanakan dan di evaluasi melalui konsep-konsep, ukuran dan standar sebagai produk “famework islami (cara pandang/manhaj islami)” yang melibatkan worldview dan filsafat islam yang berdasarkan worldview islam. Sehingga dalam islamisasi ilmu ekonomi tidak hanya sebatas tambal sulam atau  mengubah ilmu ekonomi modern secara kosmetis saja. Untuk itu pemahaman tentang epistemologi Islam sangat penting sekali dalam pengembangan ekonomi islam.
Sebagai pandangan hidup yang memiliki karakateristik, worldview Islam sangat berbeda dengan worldview dunia barat. Diantara karakteristik yang membedakan antara makna pandangan hidup islam dan barat adalah spektrum maknanya. Makna worldview dalam studi keagamaan modern, misalnya hanya terbatas pada agama dan ideologi termasuk di dalammnya ideologi sekuler, namun dalam Islam makna worldview menjangkau makna pandangan Islam terhadap hakekat kebenaran tentang alam semesata (ru’yatul islam lil wujuh)  tidak terbatas pada pandangan akal pada dunia fisik saja tetapi juga mencakup aspek dunia dan akherat, dimana aspek dunia terkait erat dengan akherat, yang mana aspek akherat sebagai tujuan akhir.
Apapun cara dan langkah serta pemahaman tentang Islamisasi ilmu pengetahuan, yang jelas yang diinginkan bersama adalah bahwa umat Islam dapat menguasai ilmu pengetahuan sehingga dengan itu dapat lebih mensejahterakan umat dan menggunakan ilmu pengetahuan untuk kepenitngan kebaikan dan kebahagian umat manusia.

Membangun Peradaban dengan Ekonomi Islam
            Setelah pembahasan tentang Islamisasi ekonomi, maka kemudian menjadi penting untuk menganalisis relevansi Islamisasi atau penerapan ekonomi Islam dengan membangun kembali peradaban.
            Islamisasi atau penerapan sistem ekonomi yang berbasiskan pada Islam menjadi suatu hal yang patut menjadi perhatian, hal ini menjadi penting karena aspek ekonomi merupakan aspek yang strategis dalam kehidupan manusia.
            Ekonomi Islam pun bukan pertengahan akomodasi dari sitem kapitalisme dan sosialis, karena dalam sistem ekonomi Islam itu memiliki karakteristik tersendiri, ataun pun ketika terdapat persamaan maka hal itu hanya pada tataran mekanisme saja.
            Pemikiran tentang sistem ekonomi Islam oleh para sarjana muslim berlangsung gemilang dan redup seiring dengan kemerosotan kekhalifaan dan penghancuran dokumentasi kebudayaan dan ilmu pengetahuan oleh bangsa Mongol. Ibnu Khaldun sebagai muslim yang sadar akan kemerosotan ummat, membuat suatu konsep yang komprehensip dalam Muqaddimah, yang bahkan konsep pembangunannya cukup maju.
Dalam bidang Ekonomi, Islam telah meletakkan kaidah-kaidah umum yang sangat prinsipil, apabila prinsip ini dipahami dan diterapkan dengan sempurna, maka dapat dipastikan akan dapat menyelesaikan permasalahan ekonomi saat ini. Dunia pun akan segera mengetahui bagaimana kesejahteraan masyarakat dapat meningkat, sekaligus meredam kesenjangan dan kecemburuan sosial di lapisan masyarakat, karena  dengan Islam akan ditemukan jalan terdekat menuju kemakmuran (hayat thoyyibah).
            Proses Islamisasi ilmu ekonomi atau penerapan sistem ekonomi Islam untuk bisa keluar dari sistem yang berlaku pada saat ini bukan sebuah pekerjaan yang dapat selesai dalam waktu singkat, apalagi jika kita perhatikan bersama bahwa kebangkitan pemikiran ekonomi Islam baru berlangsung sekitar 40 tahun. Artinya terjadi kekosongan pemikiran yang cukup jauh.
            Komparasi yang bisa kita lakukan, jika ekonomi konvensional diasumsikan sudah terbangun cukup lama, lalu bagaimanakah proses meng-Islamkan sistem ekonomi, sedikit mengingat sejarah, ketika peradaban madani telah terbangun, di sisi lain berlangsung perang berkepanjangan Persia-Romawi. Terjadi pungutan pajak dan tarif yang luar biasa berat untuk pembiayaan perang, sehingga menghambat perdagangan dan pembangunan. Sementara wilayah dibawah pengaturan Islam menjadi pangsa pasar yang luas dan terbuka dengan pajak minimum, perputaran uang yang pesat, tempat penyimpanan barang-barang, kapital, dan interaksi antar manusia yang bebas dan aman. Hal ini bisa terjadi karena konsep ekonomi Islam yang berdasarkan asas keadilan.
            Keberhasilan ekonomi Islam bukanlah fantasi, karena keberhasilan tersebut pernah berjaya dari abad 7 hingga abad 12 atau selama 600 tahun, tentu hal ini mengindikasikan bahwa “hanya” dengan ekonomi Islam akan tercipta suatu kesejahteraan dan peradaban yang gemilang.

Khotimah
Seorang mujahid dan mujaddid Islam abad 20, Hasan Al Banna menyatakan, “Islam adalah sistem yang menyeluruh, yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia juga adalah aqidah dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih.”
Islam datang dengan membawa corak pemikiran yang khas, dengan pemikiran itu Islam menghasilkan peradaban yang begitu mulia, peradaban yang begitu mendunia yang mampu mengajak umat manusia menuju cahaya  yang hakiki, yang berbeda sama sekali dengan peradaban yang lainnya. Dengan pemikiran-pemikiran itu pula, Islam mampu melahirkan kumpulan konsepsi kehidupan, serta menjadikan benak para penganutnya dipenuhi dengan corak peradaban tersebut.          
Demikian pula Islam datang  dengan membawa aturan paripurna dan sempurna, yang mampu menyelesaikan  seluruh problem interaksi di dalam  negara dan kehidupan masyarakat, baik masalah pemerintahan itu sendiri, ekonomi, sosial, peradilan, pendidikan maupun politik di dalam maupun luar negeri; baik yang menyangkut interaksi umum antara negara dengan anggota masyarakatnya, atau antara negara dengan negara, maupun negara dengan umat dan bangsa-bangsa lain; dalam keadaan damai maupun perang. Ataupun yang menyangkut interaksi secara khusus antara anggota masyarakat satu dengan yang lainnya. 

Merekonstruksi Akuntansi Berkeadaban

Merekontruksi Akuntansi Berkeadaban
Taufan Maulamin, SE, Akt, MM*

Mukaddimah
Dengan munculnya kajian ekonomi Islam, penerapan, serta lembaga bisnis Islam maka muncul pula kebutuhan akan akuntansi Islam. Nah apakah ada akuntasi Islam itu ataukah hanya bentuk dan prinsip akuntasi konvensional yang disesuaikan disana sini sehingga disebut akuntasi Islam?. Jika ada apa beda keduanya? Topik inilah yang menjadi bahasan makalah ini.

Fungsi Sentral dari Profesi Akuntan
         Secara normatif Akuntasi memiliki peranan yang sangat sentral dan luhur dalam membantu lancarnya kegiatan ekonomi dan penciptaan kesejahteraan sosial. Akuntasi membantu pihak yang tidak bisa akses langsung pada kegiatan operasional entitas untuk mengetahui informasi mengenai aspek ekonomis yang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan misalnya dalam hal pemberian kredit, pilihan investasi atau hal lainnya ( Trueblood Committee, AICPA, 1974, APB statement No. 4, AICPA, 1970 ). Dalam proses pengambilan keputusan kualitas informasi ini harus akurat, benar, jujur, dan relevan. Jika informasi salah maka keputusan dapat dipastikan akan salah juga.

         Untuk itulah maka dalam proses akuntansi penyajian laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen selaku pemegang amanah yang juga diharapkan memiliki etika dan moral yang baik. Karena pentingnya kualitas informasi ini maka masyarakat membutuhkan profesi khusus untuk memeriksa kebenaran informasi yang disajikan itu agar pembaca tidak dirugikan. Itulah yang kita kenal dengan proesi Akuntan Publik. Bambang Sudibyo ( 2001 ) bahkan menilai bahwa auditor selaku pemeriksa Laporan Keuangan itu memiliki social contract  dengan masyarakat untuk menjaga kepentinagnnya dari berbagai tindakan yang merugikannya. Untuk itulah maka Manajemen dan Auditor harus memiliki integritas dan kualitas pribadi yang kukuh dan memiliki etika yang dapat menjaga kepentingan publik. Menurut para filosof teori kontrak sosial kegagalan yang terus menerus untuk memenuhi kontrak sosial itu lambat atau cepat akan menimbulkan dicabutnya hak hidup profesi itu melalui proses sosial yang akan menyakitkan profesi ( Sudibyo, 2001 ). Proses ini sedang berlangsung jika pemerintah dan profesi tidak melakukan perbaikan – perbaikan.

1. Akuntansi dan ”Economic Animal”
         Akuntansi dengan bantuan ilmu pengetahuan memiliki kekuatan nyata untuk menciptakan tatanan sosial dan ekonomi yang disebut masyarakat kapitalis ( Triyuwono, 2000 ). Ilmu pengetahuan, kapitalisme dan teknologi marupakan tiga pilar yang membawa perubahan radikal dalam kemajuan material masyarakat dunia sebagaimana yang kita nikmati saat ini. Akuntansi merupakan informasi angka atau kuantitatif yang dapat mempengaruhi prilaku individu dan sosial. Angka sudah menjadi alat penting dalam kehidupan manusia, Phytagoras misalnya mengemukakan : ” Segala sesuatu yang ada dapat diterangkan atas dasar angka, bilangan”. Akuntansi memberikan informasi tentang uang, angka atau bilangan yang dapat mempengaruhi prilaku manajemen dan pemakainya, sehingga Somersat Maugham menilai :
” Uang adalah indera ke enam, tanpa uang anda tidak dapat menikmati kelima indera yang lain. Tidak mempunyai uang adalah suatu cara untuk mati”. ( Bahm, 2003: 93 )

Kemudian argumen ini dalam teori akuntansi disebut sebagai tesis Sombartt ( Riahi-Belkaoui, 2000: 12 ) dia menyatakan :

”Transformasi kekayaan menjadi nilai abstrak dan dalam bentuk angka yang menggambarkan hasil perusahaan dari sistem tata buku berpasangan menjadikan para pengusaha mampu merencanakan, melaksanakan, mengukur pengaruh kegiatannya dan kemudian pemisahan milik sendiri dan perusahaan dapat menilai perkembangan perusahaan”.

         Kata orang Medan ”hepeng do na mangatur negara on” uang yang mengatur segalanya. Laporan keuangan disusun oleh manajemen yang dianggap sebagai orang jujur, disusun berdasarkan standar akuntansi melalui proses yang telah disepakati, kemudian diaudit oleh orang yang memiliki kualifikasi khusus dan memiliki etika profesi. Laporan keuangan ini juga dibaca oleh analis yang sudah memahami akuntansi. Menurut proses ini  pertahanan berlapis cukup banyak namun kenyataannya imej akuntansi masih terus ternoda bahkan ada kecenderungan semakin lama semakin ternoda. Profesi akuntansi dinilai telah ikut melakukan upaya yang merugikan masyarakat melalui fungsi yang dimilikinya. Laporan keuangan yang diaudit dan disaksikan kebenarannya sebagian ternyata yang terjadi adalah yang sebaliknya. Laporan keuangan yang dinyatakan memiliki posisi keuangan baik ternyata beberapa hari kemudian bisa dinyatakan bangkrut. Bahkan dalam berbagai kasus baik internasional maupun nasional, praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme ( KKN ) justru dijustifikasi oleh pekerjaan akuntan dari berbagai laporan dan hasil audit yang dilakukannya.
         Keadaan ini bisa terjadi antara lain disebabkan oleh karena lemahnya komitmen etika para akuntan, manajemen, analis dalam melaksanakan profesinya atau karena sifat idiologi kapitalisme yang mendasari profesi akuntan manajemen itu sendiri. Kemajuan material yang diciptakan melalui kegiatan ekonomi dan bisnis berdasarkan idiologi kapitalisme itu ternyata juga menjauhkan manusia dari hal-hal yang berbasis nilai dan abstrak. Masyarakat menjadi tergiur dengan kenikmatan materi sehingga melupakan hal-hal yang transedental, nilai-nilai moral, ukuran baik dan buruk, benar dan salah yang merupakan bidang etika dan agama. Etika dan agama menjadi sekunder bahkan ditempatkan dilemari dan disimpan dan hanya dipakai pada saat peristiwa kelahiran, pernikahan dan kematian. Akhirat pun dilupakan pertanggungjawaban pun dimanipulasi, keberadaan akhirat tidak diyakini dan akhirnya Tuhan pun dianggap sudah mati atau minimal sudah saatnya istirahat karena manusia dianggapnya sudah mampu hidup dengan kemampuan sendiri.
          Menurut penulis etika dan idiologi kapitalisme merupakan dua hal yang berseberangan, bukan saling mendukung. Keduanya seperti air dengan minyak. Satu pihak membuat ukuran baik dan buruk sedangkan pihak lain tidak memiliki nilai baik buruk. Yang ada hanya bagaimana supaya kekayaan dan keuntungan yang diperolehnya lebih besar dan tidak perlu dipertanyakan apakah dalam proses mendapakannya dilakukan dengan halal atau haram seperti menurut kriteria agama. Oleh karena itu kita tidak heran bahwa sering disebutkan bahwa akuntansi sebagai bagian dari alat membantu mendapatkan harta dan keuntungan material adalah bebas nilai dalam arti tidak menenal baik dan buruk. Bahkan menurut Milton Friedman & Friedman (1979) sepanjang suatu entitas bisnis mampu memberikan keuntungan dengan cara yang ditempuhnya maka dapat dikatakan lembaga itu telah memenuhi tanggungjawab sosialnya. Tidak perlu dinilai apakah entitas itu menerapkan nilai etika atau tidak.
          Akuntansi konvensional sebagai bagian dari idiologi kapitalisme yang lahir dari struktur dan format kapitalis adalah merupakan alat dan perangkat ilmu, teknik atau professi yang menopang idiologi kapitalisme. Akuntansi memberikan informasi untuk membantu kapitalis berapa jumlah kekaaannya berapa pertambahannya, bagaimana sebaiknya kekayaannya dimana, diakumulasi dengan intelektual mencoba merumuskan berbagai formula, indicator dan bahasa untuk mengakumulasi kekayaan tadi dalam dirinya dengan berbagai cara yang dimungkinkan tentu sesuai dan dalam batas batas UU dan peraturan yang dibuat berkolaborasi dengan elite politik. Akuntansi dan kapitalisme adalah seperti ranting dan cabang keduanya saling mendukung untuk mengumpulkannya kekayaan dalam diri kapitalis.
        Keadaan dunia yang semakin diwarnai ketidaknyamanan, ketidakadilan, banyaknya ketimpangan sosial, degradasi alam, mundurnya etika dan moral, gap yang melebar antara kaya miskin, semakin banyaknya kemiskinan dan sebagainya menyebabkan berbagai pihak seperti neososialis, humanis, kaum agamawan, Islam mencoba membeberkan berbagai permasalahan yang terkandung dalam kapitalisme dan juga akuntansi kapitalisme ini.

2.Dekadensi Moral & Skandal Korporasi.
          Berbagai skandal korporsi baik diluar negeri maupun di Indonesia sedikit banyaknya ada kontribusi akuntan di dalamnya. Akuntan sebagai pemegang profesi akuntan berfungsi sebagai pihak yang menyediakan, mengaudit dan menjaga kredibilitas informasi keuangan.
        Belakangan ini professi akuntan menjadi sorotan tertama karena munculnya skandal korporasi di Amerika yang bermuara pada kasus Enron Corporation dan runtuhnya kantor akuntan publik nomor satu dunia Arthur Anderson. Pemerintah Amerika merespons situasi ini dengan menertibkan Public Company Acccounting Reform and Investor Protection atau dikenal dengan nama Saarbones Oxley Act 2002.
         Di Indonesia situasi ini direspon dengan berbagai upaya untuk meningkatkan integritas dan martabat akuntan publik antara lain dengan peningkatan pelaksanaan kode etik, pendidikan berkelanjutan, peer review, dan pengawasan pemerintah melalui Departemen Keuangan. Departemen Keuangan sampai tahun 2004 telah memeriksa 45 Akuntan Publik dan ternyata ditemukan berbagai kelemahan dalam penerapan standar professional Akuntan Publik untuk itu telah dilakukan sanksi peringatan 27%  sanksi pembekuan izin 11% dan pencabutan izin 2%. Dan saat ini sedang diupayakan perumusan UU tentang Akuntan Publik yang sedang dipersiapkan masuk parlemen.
         Skandal koroporasi ini sebenarnya bukan hal yang baru. Sejarah menunjukan bahwa manusia dengan segala kemajuan dan perangkat sosial yang dimilikinya sudah didesain untuk menghindari kemungkinan skandal itu. Di negara modern khususnya di dalam sivilisasi Barat yang dikuasai oleh ”agama” kapitalisme alat pencegahnya adalah adanya kontrak entitas, etika dan kontrak sosial dengan masyarakat. Kontrak sosial ini biasanya diwakili oleh sistem hukum, penegakan hukum, kebiasaan dan etika dan moralitas. Namun dari berbagai peristiwa sejarah koroporasi di Amerika dan sampai pada skandal korporasi belakang ini dapat kita simpulkan bahwa serapi apapun hukum, penegakkan hukum dan etika yang dimiliki ternyata tidak mampu menutup semua kemungkinan skandal atau tindakan korupsi dan penyalahgunaan wewenang lainnya.
          Beberapa fenomena yang terjadi belakangan ini termasuk anekdot diatas menunjukan semakin mengkristalnya ketidakpuasan terhadap profesi akuntan. Dengan bangkrutnya Enron Corporation maka sorotan publik mengarah kepada professi akuntan disamping budaya perusahaan (Kapitalis) modern. Salah seorang manajemen puncak telah bunuh diri, akuntan Arthur Anderson yang bertugas di perusahaan tersebut telah dipecat dan kantor akuntan Arthur Anderson menjadi tudingan. Kerugian Investor yang disebabkan ”accounting (audit) failure” ditaksir telah mencapai Rp. 2000 trilyun pada 6 tahun terakhir ini (Bussiness week, january 28, 2002). Menurut catatan business week beberapa kasus sejak 1995, akibat kegagalan akuntansi adalah   :
Tabel 1
Kasus Kegagalan Akuntansi 1995-2002
No
Perusahaan
Kecurangan
Denda KAP
1
Baush and Lomb (1995)
Laba Fiktif Rp. 176 M
Dituntut Rp. 420 M
2
Rite Aid (Nov 11, (1999)
Laba Fiktif Rp. 10 T

3
Cendant (Des 7, 1999)
Rp. 5 Trilyun Kecurangan Akuntansi
Ganti Rugi sebesar Rp. 3,35 Trilyun
4
Sunbean (May, 15, 2001)
Kecurangan
Denda Rp. 1,1 Trilyun
5
Waste Management (2001)
Laba Overstated
Rp. 70 M ke SEC; persero Rp. 2,29 Trilyun
6
Superior Bank (2001)
Overstated Aktiva

7
Dollar General (2002)
Kecurangan
Denda Rp. 1,62 Trilyun

Dan daftar ini tentu semakin banyak lagi jika dimasukkan daftar di negara lain dan kasus-kasus yang belum terungkap lainnya.

Berdasarkan data dari Interner Crime Complaint Center (USA) jumlah pengaduan Internet Fraud sejak tahun 2000-2004 adalah sebagai berikut  :

Tahun
Jumlah Complain
Growth
2000
6.087
-
2002
48.252
693 %
2004
207.449
1109 %
           
· Periode May – Nov
Sumber : Business Week June 6, 2005 Halaman 53

          Fraud atau kecurangan adalah tindakan kriminal. Banyak tindakan fraud yang dilakukan korporasi maupun fraud yang melibatkan akuntan khususnya melalui laporan keuangan. Paling tidak di USA pada tahun 1976 embezzlement atau penggunaan uang atau kekayaang yang dipercayakan kepada seseorang secara tidak tepat yang ditangkap berjumlah 10.000 sedangkan Fraud atau mendapat uang atau kekayaan melalui pemalsuan, pencurian, menulis cek, tidak membayar, memalsukan form dan lain-lain, berjumlah 199.300 dan pada tahun 1986 masing-masing Embazzlement dan Fraud menjadi 12.600 dan 349.300 kasus. Suatu peningkatan yang cukup besar. Kecurangan ini merupakan white collar crime yang dilakukan oknum akuntan atau akibat kegagalan audit yang dilakukan oleh Akuntan. Publik menganggap meningkatnya kecurangan ini tidak lepas dari kegagalan professi akuntan. Bahkan di tanah ait akuntan sering juga dicap ”tukang angka” yang bisa menentukan jumlah laba aau rugi perusahaan. Kasus faktual telah banyak terjadi mendukung anggapan ini, sehingga akuntan berada diambang krisis. Krisis kepercayaan dari publik.

3. Krisis Akuntansi
        Fenomena dalam professi akuntansi ada anda tanda bahwa profesi ini sedang mengalami krisis. Belkaoui (1989) menulis buku dengan judul : ”The Coming Crisis in Accounting”  buku ini membahas krisis akuntansi yang mungkin muncu; dari kecurangan dalam lingkungan akuntasi salah satu penyebabnya adalah : banyak tindakan Fraud yang dilakukan korporasi maupun fraud  yang melibatkan akuntan khususnya melalui laporan keuangan. Kecurangan ini merupakan white collar crime yang dilakukan oknum akuntan atau akibat kegagalan audit yang dilakukan oleh akuntan.
        Problema produksi ilmu pengetahuan dalam akuntansi. Ilmu pengetahuan paling tidak saat ini lahir dari proses akademik sedangkan akuntansi adalah kebutuhan profesi yang berkembang secara praktik dalam dunia bisnis. Sering terjadi antara hasil proses ilmu pengetahuan dari proses akademik sering tidak ”match” tidak sesuai dengan keinginan atau kebutuhan dunia praktek sehingga terjadi gap antara dunia akademis dengan dunia professi.
         Salah seorang yang sangat kritis melihat peranan. Baruch Lev (Harahap, 2001) dari New York University mengatakan bahwa akuntansi ini adalah bagian dari ekonomi lama bahkan bagian dari Luca Picioli era 1400 an. Menurut Lev akuntan bukan ”a good eyesight”. Lensa lama tidak akan bisa melihat situasi ekonomi baru. Apalagi jika ingin melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan aktiva tidak brwujud yang marak saat ini seperti : kekayaan berupa ide, merek, cara kerja, goodwill, franchises. Pegawai tidak mengetahui secara akurat berapa sebenarnya kontribusi mereka terhadap perusahaan.

         Albrecht dan Sack (2000) melakukan penelitian yang sangat intens tentang nasib pendidikan akuntansi di USA dan mereka menyimpulkan bahwa professi ini tengah mengalami bahaya disebabkan 3 faktor (hal1):

1.  Jumlah dan kualitas mahasiswa yang memilih jurusan akuntansi menurun secara    drastis. Mereka menganggap professi ini tidak bernilai tinggi dalam bekerja di dunia bisnis.
2.   Praktisi dan akademisi akuntansi yang ingin melanjutkan studi memilih jurusan yang     bukan akuntansi.
3.  Tokoh akuntan dan praktisinya menyatakan bahwa pendidikan akuntansi yang          sekarang sudah kuno, rusak dan perlu dirubah secara signifikan.

          Memang situasi ini belum memasuki professi di Tanah Air tetapi biasanya gelombangnya akan merambah praktisi di negara lain karena sektor ekonomi dan bisnis dikuasai oleh Amerika.
          Menurut Bazerman (2002) akuntan itu memiliki unconscious bias, sesuatu bisa terjadi tanpa disadari disebabkan adanya ”self serving bias”. Self serving bias ini muncul disebabkan 6 faktor psikis : (1) ambiguity dari ilmu akuntansi karena banyaknya persoalan yang memerlukan pertimbangan dan kebijakan subjektif. (2) attachement, terhadap kepentingan nasabah karena akuntan ditunjuk dan dibayar oleh perusahaan (3) Approval, dimana akuntan selalu cenderung menerima dan menyetujui judgment perusahaan (4) Familiarty merupakan sifat dimana kita lebih mengutamakan membela kenalan daripada orang asing yang belum dikenal. (5) Discounting dimana orang cenderung merespons akibat yang akan muncul segera dan menunda risiko yang masih lama (6) Escalation merupakan kecenderungan untuk menyembunyikan atau mengabaikan hal-hal yang bersifat minor. Auditor pada akhirnya ikut menerima laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan.

4.Akuntansi Islam
            Agama khususnya Islam datang dengan sistem nilai yang komprehensif dan terpadu yang berbeda dari agama, keyakinan atau konsep lain seperti ”agama kapitalis”. Dia bukan hanya mengatur urusan dunia tapi juga jauh kedepan urusan masa depan yang kita semua terpaksa akan menuju kesana yaitu akhiran yaitu hari pengadilan. Islam juga mengatur tentang aspek dan nilai dari professi akuntan. Islam menginginkan agar akuntansi tidak hanya memikirkan kepentingan kapitalis saja, tidak juga hanya berfikir dunia, tetapi dia juga harus bisa menghantarkan semua pihak baik manajemen, karyawan, investor, analis dan akuntan menuju keselamatan dan kemenangan dunia dan kairat (alfalaah). Menurut ”teori colonial modelnya” Gambling dan Karim, jika berbeda filosofinya maka berbedalah tekniknya. Islam dan kapitalis memiliki perbeda filosofi maka sudah dapat dipastikan bahwa akuntansinya juga berbeda. Akuntansi itu saat ini yang sudah mulai berkembang dan dipraktekkan di berbagai lembaga bisnis Islami. Itulah yang kita namakan Akuntansi Islam. Memang wujudnya dalam bentuk yang lengkap seperti kerangka Akuntansi Konvensional belum terwujud, perumusan teori dan konsep akuntansi Islam masih dalam proses.
            Akuntansi Islam didasarkan pada filosofi Islam yang tertuang dalam Alquran dan Hadist dan telah berhasil diimplementasikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam era kepemimpinannya dan berhasil menciptakan masyarakat sejahtera berbahagia dunia dan akhirat. Perbedaan antara akuntansi Islam dan Konvensional pasti ada karena keduanya memiliki dasar Filosofi yang berbeda. Islam memiliki wordview yang dibimbing Allah SWT sedangkan Kapitalis membawa wordview yang didasarkan pada pemikiran manusia dikomandoi oleh rasio, nafsu yang biasanya dikendalaikan oleh syetan atau bahasa Alqurannya ”thoghut”. Perbedaan keduannya bisa dilihat dari beberapa sudut dan level: Level filosofi, Konsep/prinsip/ dan teknik. Luas perbedaannya dapat dilihat dari table sebagai berikut  :
Level
Aspek
Perbedaan
I
Filosofi
Sangat Berbeda
II
Konsep/Prinsip
Berbeda
II
Teknik
Banyak Persamaan
Perbedaan lain dibuat oleh Haniffa dan Hudaib seperti terlampir.

5. Kesimpulan
         Dari beberapa sudut pandang, sangat kuat dalil yang menyatakan bahwa Akuntansi Islam itu ada dan berbeda dari Akuntansi Konvensional. Perbedaan keduanya ada yang mendasar dan ada yang hanya dari segi tekniknya. Sehingga nanti bisa saja berbeda tujuan laporan keuangan, prinsipnya dan juga bentuk laporan keuangannya. Bisa berbeda dari pengakuan (recognition), pengukuran (pengukuran), penyajian (disclosure) dan sebagainya. Namun untuk sampai pada struktur dan bangun teori ang lengkap masih panjang jalan yang akan dilalui : Tugas kita semua untuk ikut meneliti dan mempelajarinya.
         Situasi profesi baik ditingkat Internasional dan nasional menunjukan betapa pentingnya etika dalam professi akuntan yang merupakan professi kepercayaan masyarakat ini. Tanpa ruh etika dalam diri akuntan maka akan menimbulkan bencana besar bagi ekonomi dan kemanusiaan. Menurut penulis Etika professi harus mengacu pada ketuhanan bukan lepas seperti halnya faham sekuler. Etika yang diperkuat oleh keyakinan kepada agama dan Tuhan diharapkan agar tingkat moralitas seorang manusia akan semakin tinggi berlapis. Hal ini diharapkan agar tingkap moralitas seorang manusia akan semakin tinggi berlapis. Hal ini diharapkan agar kemampuan manusia menjaga integritas pribadi dan professinya semakin kuat. Akuntansi yang selama ini hanya berdasar pada etika sekulat ternyata tidak mampu manahan kerakusan ego dan individe yang ingin mencapai kepuasan material yang tak terbatas itu. Akuntansi Islam ternyata tidak hanya mencatat aspek uang saja tetapi juga aspek amal yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap transaksi uang.
          Kita wajib menjaga agar professi akuntan di Tanah Air ini tetap terjaga eksistensinya, mutunya, pelayanannya dan menjaga kepentingan masyarakat dengan membungkusnya  dengan nilai etika yang kokoh, sehingga keberadaan professi ini tidak hanya untuk kepentingan orang seorang apalagi kepentingan kapitalis. Dengan upaya inilah kita dapat memelihara eksistensi professi dan memelihara keamanan sistem ekonomi dan sosial dalam masyarakat kita. Jika ini bisa kita laksanakan maka kontrak sosial yang tidak tertulis antara professi akuntan dengan masyarakat akan tetap terjaga dan tidak akan runtuh dengan ulah mereka yang tidak memiliki etika dan tidak menghargai dan memelihara eksistensi dan ruh etika ini dalam professi kita. Dan professi ini akan membawa kita ke Surga bukan sebaliknya membawa kita ke neraka. Itu yang akan ditawarkan Akuntansi Islam.
 
*) Disampaikan dalam Seminar ISEF FE Unsri Tanggal 16 Juli 2010 

Bertahajud Agar Sukses ; Kisah Sang Pedang Malam

Islam menaklukkan eropa, dipimpin oleh seorang pemuda yang sangat saleh, berusia 21 tahun. Namnya Muhammad Al Fatih kesuksesan hidup ia raih, dikenang jutaan manusia sepanjang abad. Harum nama Al Fatih berkat keshalehan, keberanian dan kemuliaan akhlaknya. Umurnya muda remaja semerbak wangi, 21 tahun. Sebagai jenderal beliau memimpin laskar islam menaklukkan benteng terkuat imperium Byzantium, Konstantinopel. Kota ini diubahnya menjadi kota Istambul. Dari sini beliau menebarkan kasih sayang islam di bumi eropa.

Jika saudara bertanya siapakah yang berjasa sehingga kini benih islam tumbuh di jantung eropa, seperti Bosnia, Herzegovina, misalnya? Jawabanya, sejarah tak pernah melupakan jasa orang orang turki yang gagah berani. Diantaranya Muhammad Al Fatih yang baru berusia 21 tahun.

Apa rahasia dibalik semua kesuksesan beliau? Ternyata rahasianya beliau sangat kuat shalat malamnya yaitu tahajud. Bukankah Rasululloh SAW menegakkan shalat tahajud sepanjang malam dan setiap hari? Bukankah beliau Rasululloh SAW shalat tahajud merupakan kewajiban yang tak bisa beliau tinggalkan dalam setiap perjuanganya.

Jika sudara bertanya, apakah benar Muhammad Al Fatih sudah melakukan tindakan besar yang megubah sejarah peradaban dunia? Ya, dalam sejarah, hal ini tidak aneh. Bukankah sahabat Rasululloh SAW bernama Usamah juga menjadi panglima perang dalam usia 18 tahun. Sementara yang menjadi prajuritnya adalah Umar bin Khatab sahabat besar Rasulullah SAW. Ini menunjukkan betapa kualitas keimanan dan kekuatan ruhani Usamah menjadi salah satu ukuran yang dipertimbangkan Rasulullah SAW ketika menetapkan Usamah memimpin ekspedisi militer menghadapi kekuatan super power Romawi?
 
Bukankah dalam usia 17 tahun Ibnul Khatab, warga saudi arabia, (sebelum akhirnya menjadi komandan lapangan di ladang jihad Chechnya, dan menggapai syahid dalam usia 35 tahun April 2002) menerjunkan diri dengan teguh hati ke medan jihad Afghanistan dan mengurungkan niatnya melanjutkan kuliah di Universitas terkemuka di Amerika.

Namun Sang Pedang Malam, orang asia bernama Muhammad Al Fatih merontokkan super power Romawi pada 1453, agak unik. Beliau ahli shalat malam (tahajud), ahli qiyamul lail. Beliau selaLu kontak dengan energi terbesar di alam semesta ini, Allah SWT. Beliau selalu taqorrub, mendekatkan diri kepada Allah SWT, The Big Boss of Universe.

Sejak kecil Muhammad Al Fatih dididik oleh seorang wali. Beliau tumbuh menjadi remaja yang memiliki kepribadian unggul. Beliau jadi Sultan, dalam usia 19 tahun menggantikan sang ayah.

Bagaimana sifat Muhammad Al Fatih sehingga beliau mampu memetik keberhasilan dalam hidupnya dengan sangat efektif, merebut benteng Konstantinopel yang kokoh itu. “sifatnya tenang, berani, sabar menanggung penderitaan, tegas dalam membuat keputusan dan mempunyai kemampuan mengawasi diri (self control) yang luar biasa. Kemampuanya dalam memimpin dan mengatur pemerintahan sangat menonjol.”

Muhammad Al Fatih sangat tegas terhadap musuh. Namun, lembut qolbunya bagai selembar sutra dalam menghadapi rakyat yang dipimpinnya. Kebiasaan Sultan Muhammad Al Fatih, unik. Beliau selalu berkeliling di malam hari, memeriksa kondisi teman dan rakyatnya. Sengaja beliau berkeliling untuk memastikan agar rakyat dan kawan-kawanya menegakkan shalat malam dan qiyamullail.

Qiyamul lail, shalat tahajud, inilah senjata utama Muhammad Al Fatih dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini. Inilah Pedang Malam, yang selalu diasahnya dengan tulus ikhlas dan khusuk, ditegakkan setiap malam. Dengan pedang malam ini timbul energi yang luar biasa dari pasukan Muhammad Al Fatih. Sjarah mencatat Muhammad Al Fatih yang baru berusia 21 tahun berhasil menggapai sukses besar, menerobos benteng Konstantinopel, setelah dikepung beberapa bulan maka takluklah Konstantinopel.

Suatu hari timbul soal ketika pasukan islam hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama kali di kota itu. “Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang menawarkan diri ! lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri. Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan meninggalkan shalat wajiB lima waktu, silakan duduk!!” Subhanalloh……!!! Maha suci Allah ! tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Apa artinya? Itu berarti, tentara islam pimpinan Muhammad Al Fatih sejak masa remaja mereka hingga hari ini, tak seorangpun yang meninggalkan shalat fardhu. Tak sekalipun mereka melalaikan shalat fardhu. Luar biasa…..!!!!!!

Lalu Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rowatib? kalau ada yang pernah meninggalkan shalat sunah sekali saja silakan duduk!!!”. Sebagian lainya segera duduk. Artinya, pasuka islam sejak remaja mereka ada yang teguh hati, tidak pernah meninggalkan shalat sunah setelah maghrib, dua roka’at sebelu shubuh dan shalat rowatib lainaya. Namun ada yang pernah meninggalkanya. Betapa kualitas karakter dan keimanan mereka sebagai muslim sungguh bernilai tinggi, sungguh jujur, pasukan islam Al Fatih.

Dengan mengedarkan matanya ke seluruh rakyat dan pasukanya Muammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk!!” apa yang terjadi…???? Terlukislah pemandangan yang menakjubkan sejarawan barat dan timur. Semua yang hadir dengan cepat duduk!! ”Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. Siapakah dia???dialah, Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk benteng super power Byzantium Konstantinopel. Beliaulah yang pantas menjadi imam shalat jumat hari itu. Karena hanya Al Fatih seorang yang sejak remaja selalu mengisi butir-butir malam sunyinya dengan bersujud kepada Allah SWT, tak kosong semalampun.

Sejak abad kedelapan sahabat Rasulullah berusaha merebut benteng ini. Salah satunya Abu Ayyub Al Anshari namun gagal. Baru setelah enam abad kemudian benteng itu berhasil direbut dibawah pimpinan Muhammad Al Fatih.Karena jasanya inilah beliau diberi gelar Al Fatih (sang pembuka) yaitu membuka kota Byzantium yang dulunya adalah Konstantinopel. Beliau adalah seorang pemberani, ahli strategi militer, juga istiqomah dalam shalat tahajudnya.

Itulah sebuah kisah sejarah yang sungguh indah dalam bungkai ketakwaan kepada Allah SWT. Kisah Pedang Malam yang merupakan rahasia sukses dari seorang pribadi penggubah sejarah, bernama Muhammad Al Fatih, orang asia asal Turki, yang baru berusia 21 tahun. Shalat Tahajud merupakan modal yang sangat penting untuk membangun kekuatan ruhiyah dalam kesuksesan Al Fatih dikemudian hari. Sehingga islam jaya, berpendar-pendar cahayanya selama 500 tahun di bumi eropa sejak abad ke-15. Semuanya berasal dari Pedang Malam Al Fatih yang amat begitu luar biasa.

Membuat Ujian Akhir Indah Tiada Akhir


Ujian komprehensif kadang menjadi suatu yang “menakutkan” kalau kita tidak menyiapkan diri menghadapinya, sejenak mari kita tinggalkan segala kecemasan dan ketakutan yang menimpa diri kita, yang perlu kita lakukan adalah ikhtiar membuat “kenyamanan” dalam diri kita, sehingga akan terasa kesejukan tersediri, sehingga kesuksesan mudah kita gapai dengan baik.

Memang grogi, cemas, kwatir yang ada merupakan sifat dasar bagi manusia, tetapi bukan jadi alasan penyikapan dengan rasa ini, yang harus kita pahami bahwa ujian ini adalah bagian dari konfirmasi atas apa yang telah kita pelajari selama ini : mata kuliah inti (core courses) dan penelitian kita sendiri. 

Cara yang terbaik selain sudah paham dengan mata kuliah inti adalah kita memahami betul dengan apa yang kita teliti, siapkan untuk melakukan presentasi, akan tetapi bukan seluruhnya harus kita paparkan, buatlah “lubang-lubang jebakan” sehingga harapan kita penguji akan fokus pada titik tersebut,t etapi tetap saja kita mesti punya persiapan tersebut. Berikut Tips yang bisa diikuti :

Mental Siap Tempur
Hendaknya dibina dan dimantapkan. bagi calon teruji, disamping membina kesehatan jasmani hingga tingkat sehat penuh, juga kesiapan mental sangat diperlukan. hilangkan rasa cemas, takut gagal, grogi, bingung, enggan, dan malas dan perasaan sejenisnya karena perasaan seperti itu akan menjadi penghambat dalam menempuh ujian. sebaliknya rasa mandiri, rasa aku lebih tahu, kejernihan berpikir, keberanian berkomunikasi, kepribadian yang mapan, serta penampilan yang meyakinkan perlu untuk dibina dan dikembangkan serta didemonstarasikan di depan peserta sidang ujian.

Menguasai Skripsi
Menguasai skripsi  berarti menguasai secara menyeluruh dan bagian demi bagian bahkan tiap alinea dan semua istilah yang ditampilkan, dilandasi oleh penguasaan landasan teoritisnya masing-masing beserta contoh dan data yang mendukungnya.

Mengelola Rasa
Selalu pupuk rasa riang dan gembira dibanding terus bersikap kaku dan serius.

Bersikap Akhlakul Karimah
Bersikap sopan dan tertib di hadapan tim penguji akan menambah rasa hormat terhadap anda dan mungkin awal kemenangan anda dalam ujian sidang.

Tanggap Fokus
Perhatikan dan tanggapi pertanyaan penguji secara cermat, hati-hati dan jangan sampai keliru.

Berpikiran Positif
Jangan terpengaruh jika ada isu dosen “killer”, dan jangan gentar duluan. Cukup persiapkan secara maksimal dan persiapkan menghadapi semua tipe dosen yang menjadi penguji anda.

Penampilan "enak"
Berpakaian lengkap, rapi dan menarik juga akan menimbulkan tingkat kepercayaan yang tinggi bagi anda. Kendatipun aspek ini mungkin tidak masuk dalam kriteria penilaian dalam penentu kelulusan anda.

Menjaga Kesehatan
Jaga kesehatan dengan cara istirahat yang cukup sebelum memasuki sidang ujian. Tenaga yang cukup dan optimal akan membahwa anda mampu berpikir lebih jernih, tenang dalam mempresentasikan skripsi anda, menyajikan data-data serta menjawab dan memberikan penjelasan jika menghadapi segala macam pertanyaan dosen penguji sidang anda.

Yakin dengan Allah
Yakinilah bahwa Allah yang memberikan nilai, maka mintalah pada Dia, optimislah dengan pikiran-pikiran positif, karena bisa jadi itu menjadi do’a untuk kita, perbanyak amal : sedekah, tahajud, duha, sholat sunnah dan dzikrullah

Ikhtiar Sang Bidadari
Minta doakan dengan sang bidadari hidup, bahwa sungguh keridhaan Allah adalah keridhaan yang maha kuasa, lingkar pencipta tak terlepas oleh lingkat keluarga. Keridhaan Allah terletak juga pada do’a sang bidadari pertama yaitu Ibu dan tentu juga minta restu sang ayah.

Senin, 04 April 2011

Ukhuwah

Ukhuwah itu tidak pernah tersekat oleh perbedaan harokah dan jamaah, ukhuwah itu bening, tanpa ada kontaminasi sekat yang kadang menghancurkannya. Ukhuwah itu bukan karena merasa satu kelompok, tapi lintas kelompok dalam aqidah islamiyah, siapapun dia, dimanapun dia, ketika bersyahadat maka itulah saudara kita. Sungguh sedih, manakala sesama ummat Islam kadang tidak bisa saling bertoleransi atas perbedaan yang ada, disibukkan oleh perdebatan-perdebatan, alangkah indahnya jikalau sekiranya kita bisa berlapang lalu kemudian kita saling bersinergi, berlomba-lomba dalam kebaikan, tidak merasakan ego yang tinggi atas kebenaran.

Bismillah Kupilih Syariah

Nggak ada bedanya antara bank syariah dengan bank konvensional". Itulah pernyataan yang saat ini sering kita dengar di kalangan masyarakat. Pernyataan tersebut adalah wajar adanya sebagai akibat karena belum adanya pemahaman yang memadai atas konsepsi dan praktek yang seharusnya bagi perbankan syariah yang harus dilandasi oleh nilai – nilai filosofis dari ekonomi Islam.
Berkenaan komentar masyarakat tersebut adalah menjadi tugas semua pihak untuk berupaya meluruskannya. Proyek pelurusan ini semata - mata adalah bagian dari upaya kita bersama agar jangan sampai banyak Saudara muslim kita masuk ke dalam golongan yang disinyalir oleh Allah dalam Al Qur'an yang menyatakan bahwa "mereka mengatakan sama saja antara jual beli dan riba". Proyek pelurusan ini juga sekaligus menjadi upaya maksimal untuk mewujudkan masyarakat yang 'well educated' terhadap ekonomi syariah sehingga perkembangan ekonomi syariah pun berada dalam konteks partisipasi maksimal dari umat untuk mendukungnya, sekaligus mengkritisinya apabila ada pergeseran-pergeseran dalam pelaksanaannya yang jauh dari konsepsi dasarnya.
              Upaya pencerdasan masyarakat akan konsepsi dan praktek-praktek ekonomi Islam semakin mendesak untuk dilakukan karena saat ini telah banyak negara-negara yang pada hakekatnya tidak memahami  nilai – nilai Islam namun berlomba-lomba mengembangkan instrumen – instrumen syariah (Singapura mempunyai target sebagai pusat ekonomi syariah di Asia tenggara) yang semata-mata hanya ingin menarik dana-dana yang dimiliki oleh umat Islam di dunia. Hal ini harus kita cegah agar label syariah jangan sampai lepas jauh pemahaman akan hakekat keberadaannya dan praktek yang dilaksanakan akhirnya jauh dari ketentuan hakekat syariah.
Pencerdasan itu juga semkain relevan seiring dengan semakin tersadarnya dunia akan kegagalan ekonomi konvensional dan ekonomi soviet. Sehingga konsepsi perekonomian dunia saat ini bergerak menuju ke tataran ekonomi yang lebih Islami. Perubahan perekonomian dunia saat ini disadari atau tidak sedang terjadi pergerakan besar-besaran menuju kepada praktek-praktek yang sesuai dengan konsepsi ekonomi syariah. Hal ini dilatar belakangi dengan telah gagalnya negara – negara komunis untuk mempertahankan konsepsi perekonomiannya. Dan pada saat yang sama saat ini telah terlihat dari timur dan di barat tanda - tanda kegagalan perekonomian sekuler kapitalis.
Ekonomi sosialis soviet mengalami kehancurannya karena bertentangan dengan hakekat dasar dari manusia untuk diberikan peran dan pengakuan atas eksistensinya. Dengan konsepsi sama rata sama rasa ekonomi soviet telah menafikkan prestasi dan keunggulan sekaligus keunikan dari masing-masing individu pelaku ekonomi. Sebaliknya ekonomi konvensional mendasarkan pemikiran unsur materialisme dalam setiap konsep jalannya perekonomian. Hal ini didasari atas pengakuan yang sangat tinggi terhadap esensi konsep kepemilikan yang mutlak dari suatu benda  sehingga semua hal dalam kehidupan dicoba untuk dikuantivisir guna menyesuaikan dengan konsep materialisme tersebut.
 Dengan konsepsi sekuler kapitalis itu telah mengakibatkan relung – relung ruhiah manusia menjadi kering dan kehampaan menjadi sebuah keniscayaan. Hal tersebut mengakibatkan  kebahagian yang diharapkan dapat dihasilkan dari bangunan perekonomian konvensional saat ini telah dirasakan oleh umat manusia menjadi sebuah kegagalan.
Proses islamisasi perekonomian semakin menguat seiiring tersadarnya dunia barat akan keserakahan yang ditimbulkan oleh konsepsi perekonomian kapitalis. Ibarat meminum air laut dahaga akan kebahagiaan tidak bisa didapat manakala upaya ekonomi konvensional mendorong manusia untuk meneguk keserakahan dunia yang didominasi oleh nilai riba  dan nilai ketamakan. Atas dasar hal - hal tersebut perkembangan perekonomian dunia sedang melakukan proses transformasi untuk menuju suatu tatanan perekonomian yang lebih Islami.
 Perkembangan perekonomian barat menuju ke arah perekonomian Islam pada dasarnya adalah wujud sunatullah akan kehausan keingintahuan hakekat penciptaan dan keberadaan diri manusia. Kesadaran akan jadi diri yang semakin disadari oleh masyarakat dunia semakin mendorong pencarian jati diri kemanusiaan tersebut telah mengerucut untuk kembali kepada sunatullah guna menemukan jalan ilahiyah berupa wujud kesyariahan hidup.
            Oleh karena perubahan konsepsi tersebut telah terjadi pergeseran kebahagiaan yang selama ini dengan ukuran - ukuran materi diganti dengan ukuran  keberkahan, kemaslahatan, ketenteraman yang semakin dirasakan dibutuhkan oleh umat manusia. Kondisi ini lah yang mewajibkan kita semua untuk mendorong berbagai proses yang sedang terjadi untuk terus melakukan transformasi sehingga perekonoian yang saat ini berbentuk ulat yang menjijikkan akan berubah menjadi  kupu-kupu yang sangat indah meski saat ini mungkin dalam taraf proses perubahan berupa kepompong transisi.
            Adalah sebuah ironi bahwa dalam kerangka keumatan saat ini masih terasa kurang maksimal kesadaran masyarakat Islam akan ekonomi Syariah. Islam adalah agama yang sempurna. Semua umat Islam mengakui akan dalil dari ayat yang terakhir diturunkan kepada Nabi akhir jaman tersebut. Namun ketika memasuki diskusi perekonomian, Umat Islam saat ini seakan menafikkan akan kesempurnaan tersebut sehingga saat ini masih dan terus mengagungkan konsepsi ekonomi kapitalis yang terbukti mengantarkan manusia ke berbagai krisis yang melanda perekonomian dunia dan secara nyata telah membentuk dunia yang penuh dengan ketidakadilan.
 Ekonomi Islam adalah sebuah ekonomi yang sesuai dengan fitrah keberadaan manusia itu sendiri. Logika sederhana yang selalu digunakan adalah bahwa setiap pembuat produk adalah yang paling tahu terhadap kerangka baik dan buruk bagi ciptaannya. Hal yang sama berlaku dalam kerangka kegiatan perekonomian umat manusia. Oleh karena perekonomian merupakan bagian aktivitas yang dijalankan oleh manusia maka merupakan suatu keharusan untuk menjadikan ekonomi syariah sebagai wujud agar praktek muamalah sesuai dengan petunjuk Tuhan pencipta manusia. Sehingga pemikiran yang menyamakan praktek ekonomi syariah dan konvensional dapat dipastikan perbedaannya.
 Dalam tataran akademisi pada hakekatnya terdapat perbedaan yang mendasar antara Ekonomi Islam dengan ekonomi ekonomi konvensional. Ilmu ekonomi konvensional bergerak dari latar belakang dalil yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas sedangkan sumberdaya untuk memenuhi kebuhuhan manusia tersebut bersifat terbatas. Oleh karena itulah dikembangkan sebuah disiplin ilmu ekonomi yang pada hakekatnya adalah ilmu akan pembuatan pilihan yang optimal terhadap penggunaan sumberdaya yang terbatas tersebut dengan sumberdaya yang terbatas. Latar belakang tersebut telah menimbulkan sebuah prinsip ekonomi yang menyatakan ”Dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapatkan manfaat/keuntungan sebesar-besarnya”.
 Ilmu ekonomi Islam adalah sebuah Ilmu yang dikembangkan dengan sebuah keyakinan bahwa Allah menciptkan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kondisi cukup. Bahwa dalam prakteknya terdapat manusia yang masih jauh dari akses terhadap sumberdaya maka hal ini terjadi sebagai akibat karena adanya praktek-praktek ekonomi yang tidak berpihak pada keadilan bagi distribusi pendapatan manusia.
Ekonomi syariah pada hakekatnya adalah pelaksanaan dari bagian keberagamaan umat Islam itu sendiri. Dalam kerangka hal tersebut telah dijelaskan oleh Rasullullah tuntunan umat yang menyatakan bahwa rukun agama ada tiga yaitu Iman, Islam dan Ikhsan. Ekonomi syariah pada hakekatnya merupakan perwujudan fiqih muamalah yang merupakan praktek pelaksanaan ekonomi yang harus dilaksanakan oleh umat Islam merujuk nilai-nilai Islami. Meski demikian merujuk pada Arkanuddin (Rukun agama) dimaksud maka pada hakekatnya ekonomi Islam tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya apabila jalannya praktek ekonomi Islam dimaksud tidak dilandasi dengan aqidah yang kuat dan praktek-praktek keiksanan yang menjadikan kita pelaku ekonomi yang selalu merasa diawasi oleh Allah Sang Pengawas Terbaik.
 Praktek ekonomi yang hanya menonjolkkan praktek kebenaran fiqih tanpa dilandasi oleh nilai – nilai akidah yang kuat pada hakekatnya hanya akan mengulang permasalahan yang saat ini menimpa perekonomian konvensional.
              Upaya pencerdasan tersebut juga diperlukan karena saat ini masyarakat mulai tertarik untuk melakukan kegiatan ekonominya menggunakan instrumen-instrumen syariah. Pencerdasan juga diperlukan karena perkembangan ekonomi syariah telah menarik dunia kampus ikut bergeliat untuk menciptakan tenaga- tenaga syariah, perbankan berupaya untuk membuka layanan syariah, asuransi membuka produk syariah, serta mulai berkembangnya reksadana syariah, pasar modal syariah dan produk-produk investasi lainnya.
             Dengan berbagai latar belakang dan kondisi itulah maka pemahaman semua pihak untuk  melakukan pendidikan kepada masyarakat agar proses transformasi perekonomian yang terjadi saat ini berada pada arah yang benar. Dan hal itu merupakan tugas bersama untuk mengawal sekaligus berpartisipasi aktif serta menjadi bagian dari proses perubahan tersebut. Oleh karena itu perlu diupayakan pemahaman semua pihak akan konsepsi dan praktek ekonomi syariah untuk menjamin kesyariahan semua produk dan praktek ekonomi syariah sehingga dapat dipastikan bahwa ekonomi syariah merupakan solusi paripurna atas permasalahan ekonomi umat manusia sebagaimana janji Allah pencipta manusia dan alam semesta. Dan yang perlu dingat bahwa ekonomi syariah bukan hanya perbankan.
              Semoga dengan bismillah kita akan mencapai kebahagian sejati dunia akherat dengan hidup bersama ekonomi syariah. Amiin..

Walidi
Penulis : Pengamat ekonomi dari amanahsharia
Email : alid101010@yahoo.com